Uji vaksin TBC disponsori Bill Gates – Apakah warga Indonesia jadi ‘kelinci percobaan’?

Kesehatan312 Dilihat

Pelaksanaan program uji klinis vaksin TBC yang disponsori The Gates Foundation menimbulkan kecurigaan publik perihal risiko dan dampak kesehatan yang mungkin dialami para pesertanya. Pemerintah diminta transparan mengungkap hasil uji klinis.

Polemik perihal pelaksanaan program ini setidaknya tertangkap di media sosial. “Warga Indonesia menjadi “kelinci percobaan”, sebut satu akun X yang unggahannya dicuitkan ulang ratusan kali.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membantah tuduhan perihal “kelinci percobaan” ini. Dia mengeklaim vaksin yang diuji “secara sains, terbukti aman.”

Pulmonolog Tjandra Yoga Aditama meminta setiap pihak yang bertanggung jawab pada program ini bersikap transparan agar kegaduhan publik perihal pelaksanaan uji klinis vaksin ini tak berlarut.

Namun, mengapa uji klinik vaksin TBC diadakan di Indonesia? Apa saja manfaat bagi Indonesia melaksanakan uji klinis ini?

Ilustrasi vaksinasi. Uji klinis vaksin mendapat tudingan warganet bahwa warga Indonesia dijadikan “kelinci percobaan”.

Program uji klinis vaksin TBC ini mencuat setelah pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan pendiri Microsoft dan filantropi Bill Gates, di Jakarta, Rabu (07/05).

Dalam pertemuan tersebut Prabowo dan Gates membicarakan upaya pengentasan sejumlah penyakit menular, seperti polio, malaria, dan TBC. Dalam kesempatan itu, Prabowo juga menyebut perihal pelaksanaan uji vaksin TBC dan malaria yang didanai yayasan milik Gates, yakni The Gates Foundation.

“Indonesia akan jadi salah satu tempat yang akan diuji coba dan kita mengetahui bahwa TBC memakan korban kita cukup besar yang meninggal hampir 100.000 setiap tahun, dan itu tekad kita untuk menurunkan. Dan beliau menunjukkan komitmen beliau untuk terus bantu kita di bidang itu, juga beliau sedang kembangkan vaksin malaria,” ujar Prabowo.

Pengumuman program ini memantik polemik, salah satunya di media sosial.

Warganet menyebut Indonesia dijadikan “kelinci percobaan”. Vaksin ini “belum lolos uji klinis” sehingga “belum ada jaminan layak pakai”, kata sebuah akun X yang dicuitkan ulang hingga ratusan kali.

Apa respons pemerintah soal tuduhan ‘kelinci percobaan’?

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan arahan saat peluncuran Gerakan Bersama Penguatan Desa dan Kelurahan Siaga Tuberkulosis di Kantor Kelurahan Rambutan, Jakarta Timur, Jumat (09/05). Kementerian Kesehatan meluncurkan Gerakan Bersama Penguatan Desa dan Kelurahan Siaga Tuberkulosis yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat serta pemberdayaan desa dan kelurahan dalam mengurangi kasus TBC

 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membantah tuduhan warga Indonesia menjadi “kelinci percobaan”, serta tuduhan lain yang kerap dikaitkan dengan vaksin.

“Ini bukan kelinci percobaan. Justru harus nurut karena sudah terbukti bahwa Covid saja turun. Dulu juga banyak yang bilang ke teman-teman kan. Ada chip-nya, ada apalah itu, ” kata Budi selepas peluncuran program pemberantasan TBC di kantor Kelurahan Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (09/05), seperti dikutip Tempo.

Budi menerangkan, sudah ada tahap-tahapan yang dilalui vaksin ini sehingga menurutnya tak perlu ada yang dikhawatirkan.

“Jadi ini secara sains, sudah terbukti aman,” ucapnya

Bagaimana proses pelaksanaan uji klinis vaksin TBC di Indonesia?

Kementerian Kesehatan dalam pernyataan tertulisnya menyebut uji klinis vaksin TBC yang didanai yayasan milik Bill Gates di Indonesia sudah dilaksanakan sejak 3 September 2024 silam. Sementara perekrutan peserta vaksin berakhir 16 April 2025 lalu.

Pernyataan tertulis Kementerian Kesehatan yang diterima BBC News Indonesia menyebut program ini bagian dari uji klinis tahap ketiga vaksin M72/AS01E yang dilaksanakan juga di sejumlah negara. Di luar Indonesia, negara-negara yang melaksanakan uji klinis adalah Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi.

Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta salah satu lembaga yang terlibat dalam uji klinis vaksin TBC

Sejauh ini 2.095 warga Indonesia yang tercatat sebagai partisipan uji klinis dari total 20.081 orang dari lima negara lokasi uji klinis.

Sejumlah lembaga yang terlibat dalam uji klinis ini adalah

  • Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan
  • Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
  • Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Universitas Indonesia
  • Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta

Apa saja tahapan uji klinis vaksin TBC?

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan, Aji Muhawarman, menjabarkan bahwa uji klinis ini melalui sejumlah tahapan.

“Uji klinis merupakan tahapan krusial dalam proses pengembangan vaksin untuk memastikan keamanan, efektivitas, serta mengidentifikasi potensi efek samping sebelum digunakan oleh masyarakat,” kata Aji, dalam pernyataan tertulisnya.

Aji menjelaskan fase Pra-klinis, vaksin diuji kepada hewan

Fase 1, vaksin diuji kepada partisipan dalam jumlah 20-50 orang.

Fase 2, uji klinis dilakukan pada partisipan 200-300 orang

Fase 3, dilakukan pada puluhan ribu partisipan lintas negara.

Poli TB RSUD Dokter Iskak Tulungagung, Jawa Timur

Fase 3 dinilai menjadi fondasi utama dalam proses evaluasi regulator sebelum vaksin mendapatkan izin edar.

Aji mengungkapkan uji klinik ini diawasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Kesehatan, dan para ahli.

Apa manfaat Indonesia menjadi lokasi uji klinis vaksin TBC?

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut sejumlah manfaat Indonesia menjadi uji klinis vaksin TBC ini.

Pertama, ia mengeklaim Indonesia “bisa tahu lebih dulu kecocokan” vaksin ini untuk orang Indonesia. Pasalnya ia menyebut efektivitas vaksin ini akan tergantung pada genetik penerima, seperti diberitakan kantor berita Antara.

Kedua, ia mengeklaim Indonesia bisa ikut mempelajari teknologi pada vaksin. Hal ini menurutnya bisa dilakukan dua institusi pendidikan yang terlibat dalam uji klinis, yakni Universitas Padjajaran dan Universitas Indonesia.

Ketiga, Budi menyebut uji klinis ini membantu Indonesia membangun daya tawar untuk memproduksi vaksin. “Sekaligus bisa menegosiasi nanti kalau ini sudah jadi, kita bisa lakukan produksinya lebih cepat di Bio Farma di Indonesia,” kata Budi.

Apa urgensi vaksin TBC?

Pelayanan pasien TB di Poli TB RSUD Dokter Iskak Tulungagung, Tulungagung, Jawa Timur.

Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan Indonesia dan dunia membutuhkan vaksin TBC baru.

Yoga menyebut selama ini vaksin TBC jenis Bacillus Calmette-Guérin (BCG), yang ditemukan pada era 1920-an terbatas efektivitasnya. Bacillus Calmette-Guerin merujuk pada penemu vaksin ini, yakni Albert Calmette dan Camille Guérin.

“Vaksin BCG efektifitasnya utamanya hanya untuk masa anak-anak saja, mencegah TB berat dan kematian akibat TB pada anak,” tukas Yoga.

“Jadi sudah amat patut dibuat vaksin baru yang jauh lebih efektif,” tambahnya.

Apa kata pakar agar uji vaksin bisa diterima warga?

Yoga mengatakan tiga pihak setidaknya harus bersikap terbuka agar program uji klinis vaksin bisa diterima publik.

“Satu, dijelaskan oleh pemerintah apa yang sebenarnya terjadi,” kata Yoga.

“Kedua, dijelaskan juga oleh pihak yang melakukan penelitian,” tukasnya. “Pihak-pihak rumah sakit atau universitas silahkan memberi penjelasan apa yang terjadi,” kata Yoga.

Yoga menyebut pihak lain yang perlu bersikap terbuka kepada publik adalah para ahli yang memahami konteks uji klinis vaksin.

Sementara pakar kesehatan dan Policy Director di Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Olivia Herlinda, mengatakan “ketentuan secara regulasi, implementasi uji klinis, dan sistem surveilans efek samping dan lainnya harus disiapkan dengan baik untuk memastikan uji klinis yang akuntabel dan transparan.”

Bagaimana kondisi TBC di Indonesia?

Pemeriksaan TBC terhadap warga, Yogyakarta.

Guru Besar Pulmonologi Universitas Indonesia, Erlina Burhan, menyebut Indonesia membutuhkan vaksin ini sebagai bentuk pencegahan guna menekan jumlah kasus.

Erlina menyebut secara rata-rata, dalam setahun terdapat lebih dari 1 juta orang terkena TBC di Indonesia.

Pada Maret 2025 saja, Kementerian Kesehatan mencatat setidaknya sekitar 889.000 orang terkena TBC, seperti diberitakan kantor berita Antara.

Global TB Report 2024 menunjukkan Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia untuk beban kasus TBC, setelah India. Diperkirakan terdapat 1.090.000 kasus TBC dan 125.000 kematian setiap tahunnya.

Apa tantangan pengentasan HIV?

Kunjungan kontak yang tinggal satu dengan pasien TBC, Kota Batam

Ike Ni’mah Tatimu Koordinator Pencegahan Tuberkulosis Tanjung Priok, Penjaringan, dan Pademangan Jakarta Utara ada permasalahan lain di tengah masyarakat yang menurutnya juga penting di samping vaksinasi.

Ia menyebut salah satunya adalah stigma pada orang yang terkena TBC dan juga anggota keluarga yang tinggal bersama

Hal ini yang menurutnya berdampak pada pencegahan upaya penularan. Pasalnya, keluarga yang memiliki anggota yang terkena TBC enggan melapor.

“Suka dikucilkan sama warga,” kata Ike.

Hal ini yang menyebabkan terhambatnya pencegahan penularan anggota keluarga yang menjadi kontak erat dengan pasien. Pencegahan ini biasanya dikenal dengan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT).

“Kalau keluarga pasien, pasti deh susah. Jangankan vaksin, TPT, kami kader untuk menujuk TPT aja mereka enggak mau,” kata Ike.

Sumber Artikel : BCC.COM